Halaman

Kamis, 02 Desember 2010

RANGKAIAN SERI

Rangkaian seri merupakan salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri. Rangkaian seri merupakan susunan komponen-komponen dimana semua arus mengalir melewati komponen-komponen tersebut secara berurutan.

Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Bila dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung, dikatakan mereka dihubungkan secara seri. Selain resistor, alat-alat yang dirangkai tersebut dapat berupa bohlam, elemen pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan listrik yang melalui R1 juga akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama melewati setiap resistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka V sama dengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial pada masing-masing resistor R1, R2, dan R3. Berdasarkan Hukum Ohm, V1=I.R1, V2=I.R2, dan V3=I.R3. Karena resistor-resistor tersebut dihubungkan secara seri, kekekalan energy menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.

V = V1 + V2 + V3 = I.R1 + I.R2 + I.R3 .................... (7.17)

Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs)yang terhubung dengan sumber tegangan (V ) dirumuskan:

V = I.Rs ................................................................ (7.18)

Persamaan (7.18) disubstitusikan ke persamaan (7.17)

didapatkan:

                    

Dari persamaan di atas, menunjukkan bahwa besar hambatan total pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap resistor.

Apakah kalian sudah tahu sifat-sifat yang dimiliki rangkaian R seri? Sifat dasar yang harus kalian pahami adalah tentang kuat arusnya, beda potensial dan hambatan penggantinya. Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir. Pada rangkaian hambatan seri, muatan-muatan itu akan mengalir melalui semua hambatannya secara bergantian. Berarti muatan yang melalui R1, R2 dan R3 akan sama dan kuat arusnya secara otomatis harus sama. Karena I sama maka sesuai hukum Ohm dapatdiketahui bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan akan sebanding dengan besarnya R.

V ~ R

Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap hambatan memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E maka jumlahV1 + V2 + V3 haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di kenal sebagai pembagi tegangan.

Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan dua sifat rangkaian R seri sebagai berikut.


 


 


 

Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan. Besarnya hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda potensial dengan kuat arus (I sama).

Minggu, 28 November 2010

PENGENALAN GPS

GPS adalah bagian dari sistem radio navigasi berbasissatelit yang secara terus menerus mentransmisikan informasi dalam bentuk kode, sehingga memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi/posisi, ketinggian, kecepatan dan waktu dengan mengukur jarak kita dengan satelit.

Global Positioning System merupakan metode penentuan posisi ekstra–teristis yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi (bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS 1984).

Ada dua jenis alat penerima sinyal GPS yaitu navigasi dan jenis geodetik. Alat penerima jenis navigasi merupakan alat yang mempunyai bentuk sederhana, kecil dan praktis dibawa kemana-mana karena tidak dilengkapi alat perlengkapan lainnya (seperti statip atau kaki tiga dan antena luar) sehingga tidak memerlukan bantuan orang lain untuk membawanya. Karena itu, alat ini sangat sesuai untuk digunakan sebagai alat petunjuk navigasi. Berbeda dengan jenis navigasi, jenis geodetik merupakan alat penerima sinyal satelit GPS yang mempunyai bentuk dan ukuran lebih besar dari jenis navigasi, serta dilengkapi dengan kaki tiga (statip) untuk menempatkan antena tepat diatas titik yang akan diukur/ditentukan posisinya. dengan demikian, untuk membawa seluruh perlengkapan kelapangan diperlukan dua atau tiga orang personil.

Prinsip penentuan posisi dengan GPS ini merupakan metode pengikatan kebelakang. pada metode pengikatan kebelakang yang asli, data yang diukur adalah sudut-sudut dititik yang dicari koordinatnya di satelit-satelit yang sedang diamati (paling sedikit diperlukan empat satelit untuk setiap satu titik ukur). berhubung posisi/koordintanya sudah diketahui setiap saat, maka satelit-satelit tersebut berfungsi sebagai titik ikat. Posisi yang diukur atau ditentukan oleh metode GPS ini adalah dalam bentuk koordinat siku-siku tiga dimensi atau dapat pula dalam bentuk koordinat geodetis (lintang, bujur) yang semuanya ditentukan terhadap elipsoid geosentrik World Geodetic System 1984 (WGS-1984).

PENGUKURAN JARAK DAN LUAS

Jarak dapat diperhitungkan dari segi fisik dan dapat dipandang dari segi fungsional. Jarak dari segi fisik atau absolute diukur dengan satuan meter atau satuan yang lain. Sedangkan jarak fungsional atau jarak relatif diukur berdasarkan pertimbangan berbagai cara melakukanperjalanan yang berkaitan dengan tingkat kesulitan, waktu dan biaya. Untuk menghitung jarak lurus (horizontal) dari suatu tempat ke tempat lain caranya adalah dengan mengalikan jarak dipeta dengan angka penyebut skala peta.

Jarak suatu titik di lapangan = jarak di peta (cm) x penyebut skala peta (cm)

Penentuan jarak horizontal di peta akan sedikit rumit apabila jarak yang diukur berkelok-kelok (misalnya: sungai dan jalan). Untuk perhitungan semacam ini dapat dilakukan dengan alat yang disebut curvimeter. Caranya adalah alat tersebut disetel jarumnya pada angka nol dan diletakkan pada awal titik jarak yang diukur, kemudian dijalankan mengikuti liku-liku sungai atau jalan dimaksud dipeta sehingga pada titik akhir pengukuran, kemudian baca hasil akhir angka pada curvimeter. angka tersebut sesuai dengan skala yang dimaksud kemudian dikalikan dengan hasilnya adalah jarak fisik dilapangan.

Penentuan jarak horizontal di peta dapat juga dilakukan mengunakan koordinat UTM, karena angka-angka pada koordinat UTM sudah merupakan koordinat UTM.

Peta mencerminkan berbagai tipe informasi dari unsur muka bumi maupun segala sesuatu yang ada kaitannya dengan muka bumi. Unsur geografis pada peta dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:

  • Unsur posisional yaitu unsur-unsur yang tidak memiliki dimensi luasan. Misalnya titik ketinggian, sumur pengeboran, pusat pelayanan.
  • Unsur linear yaitu unsur yang mempunyai luasan pada satu sisi atau dimensi satu. misalnya jalan, sungai dan garis pantai.
  • Unsur luasan yaitu unsur yang mempunyai luasan atau unsur dimensi misalnya waduk, danau dan kecamatan.

Menghitung luasan dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung daerah yang diukur. Luas wilayah dapat diukur dengan berbagai cara antara lain:

  • Dengan pembuatan kisi atau kotak (square method)
  • Dengan pembuatan garis potong (stripped method)
  • Dengan menggunakan cara segitiga (triangle method)
  • Denga alat pengukur luas (planimeter)

PETA RBI DAN PETA TEMATIK

  1. Peta RBI

    Peta Rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man made freatures). Kenampakan ilmiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, danau dan lain-lain. sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar dan lain-lain. Peta Rupa Bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta referensi atau acuan dan dasar bagi pembuatan peta tematik.

    Peta RBI biasa disebut juga dengan peta Topografi atau peta dasar. Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. untuk pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data-data tematis yang akan digambarkan. Pada hakekatnya peta dasar yang digunakan adalah peta topografi yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar tersebut dibuat berdasarkan survey lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris. Peta yang dijadikan peta dasar akan ada perbedaan dalam proyeksi, skala, ketelitian ataupun waktu penerbitannya. sehingga mutu peta dasar ini jelas merupakan hal yang cukup penting juga.

    Peta RBI biasanya digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik, diperlukan data-data topografi dan dari peta itulah semua data-data tematis akan digambarkan. Biasanya jenis peta ini digunakan untuk keperluan peta tematik dalam memperhatikan batas-batas wilayah dengan sangat terperinci. Meskipun demikian, karena tergantung dari penggunaan selanjutnya, kadang-kadang peta ini digeneralisasi dahulu sebelum digunakan sebagai peta dasar.

  2. Peta Tematik

    Peta Tematik (E.S Bos, 1977) adalah suatu peta yang menggambarkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifikyang ada hubungannya dengan detil topografi tertentu. Menurut International Cartographig Association (1973), peta tematik adalah peta yang dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan atau konsep-konsep khusus. Dari batasan tersebut dapat dikatakan secara garis besar bahwa peta tematik merupakan peta yang menggambarkan suatu data yang mempunyai tema khusus dan ada kaitannya dengan detail topografi tertentu.

    Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan dari pada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan. Yang dimaksud data kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah dan lain sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi yang menyatakan besaran tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, persentase pemeluk agama tertentu dan lain sebagainya. Contoh peta tematik yaitu, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet, peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, peta iklim, peta geomorfologi, peta tanah, peta industri, peta penduduk, peta pariwisata dan lain-lain.

KOMPONEN PETA

Skala Peta

    Peta merupakan kenampakan permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang jauh lebih kecil dari kenyataan. perbandingan antara ukuran/besarnya kemampuan yang digambar dilim peta dengan kenampakan aslinya disebut skala peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak yang memisahkan kedua titik dipeta dengan jarak sebenarnya antara kedua titik sama dipermukaan bumi atau skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangst erat kaitannya dengan data yang disajikan.

Dengan singkat dapat disajikan:


 

Angka perbandingan yang dinytakan harus menggunakan satuan ukur yang sama, misalnya cm, yard, inci dan sebagainya. Jarak yang dimaksud di peta adalah jarak horizontal yaitu jarak yang diproyeksikan dari hasil pengukuran lapangan.

    Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1.000.000.

Contoh:

Skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian dipeta sama dengan 500.000 jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak dipeta sama dengan 500.000 cm (5 km) jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Skala peta akan dibahas lebih rinci pada modul berikutnya nanti.

Simbol Peta

Pada peta, anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan. simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.

Syarat-syarat tersebut adalah:

  • Sederhana
  • Mudah dimengerti
  • Bersifat umum

Macam-macam simbol peta:

  1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya

    Bentuk-bentuk simbol yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.

Kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.

  1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, pertambangan, titik triangulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.
  2. Simbol garis, digunakan untuk mejanjikan data giografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan, din senaganta.
  3. Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukan kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.
  1. Macam-macam simbul peta berdasarkan sifatnya

    Simbol-simbol yang anda lihat pada peta, ada yang meyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifainya, simbol peta dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

    1. Simbol yang bersifai kualitatif

      Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya, untuk menggambarnkan derah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.

    2. Simbol yang bersifat kuantatatif

      Simbol ini digunakan untuk membedakaan atau menyatakan jumlah.

Legenda atau Keterangan

    Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh sipembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. legebda biasanya ditetapkan dipojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga ditetapkan pada bagian lain peta. Sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

Lay Out Peta

    Semua informasi yang diletakan pada peta harus diatur secara tepat di atas lembar peta seingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya dibaca dan kelihatan ekonomis. lay out peta berarti menyusun penempatan-penempatan daripada peta judul, legenda, skala, sumberdata, penerbit, no sheet, macam-macam proyeksi dan lain-lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan lay out peta adalah:

1. Penulisan judul

Judul bisa ditulis di sebelah kiri atau disebelah kanan atas tergantung komposisi dari peta. Ukuran huruf antara thema, daerah penelitian dan skala tidak sama. Ukuran hurufnya disesuaikan dengan ukuran besar peta. Untuk peta yang terbesar, ukuran hurufnya 1 cm. Di dalam judul ini termasuk skala, baik skala numaric (mis,1:5.000) maupun skala grafis. Tulisan skala lebih kecil dari tema dan daerah penelitian.

2. Orientasi

Biasanya diletakan di tempat yang kosong dan dibuat tegak lurus ke atas tempat di bawah judul. Sebenarnya posisi dari orientasi ini tidaklah harus dibawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta maupun ruang yang memungkinkan, sehingga memberi kesan menarik dan harmonis. Bila telah ada grid-gridnya maka panah utara itu tidak perlu.

3. Legenda

Legenda ini merupakan kunci dari pada peta. Jadi harus mengandung keterangan mengenai simbol-simbol yang dipergunakan, baik simbol titik, garis, wilayah maupun simbol-simbol lainya. Di samping itu arti singkat yang dipakai dalam peta harus dicantumkan pula . Legenda di letakan di dalam garis tepi dari peta bagian pojok kanan bagian bawah. legenda simbol-simbol di tulis menurut kolom, dan legenda simbol wilayah di buat dalam bentuk empat persegi panjang yang dibatasi oleh garis- garis. simbol wilayah ditetapkan dalam ukuran yang teratas baru kemudian simbol – simbol lain termasuk simbol konvensionil.

4. Letak lintang dan bujur

Letak lintang dan bujur di tulis di dalam garsi tepi, antara garis tepi luas dengan garis tepi dalam. Penulisan letak lintang dan bujur dilakukan deengan tulisan tangan dan cukup kecil saja sesua dengan ruanganya. Tanda–tanda koordinat lintang dan bujur di tambahkan dengan garis-garis pendek memotong peta inset. Peta inset di letakkan dibagian kanan bawah di sebelah kanan legenda. Dalam peta inset pun terdapat informasi tepi terutama mengenai skala, nama daerah, letak lintang dan garis tepi.

5. Pencatatan sumber

Catatan mengenai sumber daya/informasi di buat dalam lingkaran kerangka bingkai dengan menyebutkan nama sumber dan diletakkan bagian kiri bawah .

6. Garis tepi/kerangka peta

Peta harus dibatasi dengan kerangka yang tegas, garisnya jangan terlalu tipis, berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari dua garis.

7. Menyusun/mengambar peta

Untuk menunjukan siapa-siapa yang bertangung jawab dalam pembuatan peta di tulis nama penyusun/pengambar peta berikut tahun penggambaranya. Penyusunan/pengambaran peta di tulis sebelah bawah luar bingkai peta.