Halaman

Kamis, 02 Desember 2010

RANGKAIAN SERI

Rangkaian seri merupakan salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri. Rangkaian seri merupakan susunan komponen-komponen dimana semua arus mengalir melewati komponen-komponen tersebut secara berurutan.

Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Bila dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung, dikatakan mereka dihubungkan secara seri. Selain resistor, alat-alat yang dirangkai tersebut dapat berupa bohlam, elemen pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan listrik yang melalui R1 juga akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama melewati setiap resistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka V sama dengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial pada masing-masing resistor R1, R2, dan R3. Berdasarkan Hukum Ohm, V1=I.R1, V2=I.R2, dan V3=I.R3. Karena resistor-resistor tersebut dihubungkan secara seri, kekekalan energy menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.

V = V1 + V2 + V3 = I.R1 + I.R2 + I.R3 .................... (7.17)

Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs)yang terhubung dengan sumber tegangan (V ) dirumuskan:

V = I.Rs ................................................................ (7.18)

Persamaan (7.18) disubstitusikan ke persamaan (7.17)

didapatkan:

                    

Dari persamaan di atas, menunjukkan bahwa besar hambatan total pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap resistor.

Apakah kalian sudah tahu sifat-sifat yang dimiliki rangkaian R seri? Sifat dasar yang harus kalian pahami adalah tentang kuat arusnya, beda potensial dan hambatan penggantinya. Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir. Pada rangkaian hambatan seri, muatan-muatan itu akan mengalir melalui semua hambatannya secara bergantian. Berarti muatan yang melalui R1, R2 dan R3 akan sama dan kuat arusnya secara otomatis harus sama. Karena I sama maka sesuai hukum Ohm dapatdiketahui bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan akan sebanding dengan besarnya R.

V ~ R

Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap hambatan memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E maka jumlahV1 + V2 + V3 haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di kenal sebagai pembagi tegangan.

Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan dua sifat rangkaian R seri sebagai berikut.


 


 


 

Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan. Besarnya hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda potensial dengan kuat arus (I sama).

Minggu, 28 November 2010

PENGENALAN GPS

GPS adalah bagian dari sistem radio navigasi berbasissatelit yang secara terus menerus mentransmisikan informasi dalam bentuk kode, sehingga memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi/posisi, ketinggian, kecepatan dan waktu dengan mengukur jarak kita dengan satelit.

Global Positioning System merupakan metode penentuan posisi ekstra–teristis yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi (bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS 1984).

Ada dua jenis alat penerima sinyal GPS yaitu navigasi dan jenis geodetik. Alat penerima jenis navigasi merupakan alat yang mempunyai bentuk sederhana, kecil dan praktis dibawa kemana-mana karena tidak dilengkapi alat perlengkapan lainnya (seperti statip atau kaki tiga dan antena luar) sehingga tidak memerlukan bantuan orang lain untuk membawanya. Karena itu, alat ini sangat sesuai untuk digunakan sebagai alat petunjuk navigasi. Berbeda dengan jenis navigasi, jenis geodetik merupakan alat penerima sinyal satelit GPS yang mempunyai bentuk dan ukuran lebih besar dari jenis navigasi, serta dilengkapi dengan kaki tiga (statip) untuk menempatkan antena tepat diatas titik yang akan diukur/ditentukan posisinya. dengan demikian, untuk membawa seluruh perlengkapan kelapangan diperlukan dua atau tiga orang personil.

Prinsip penentuan posisi dengan GPS ini merupakan metode pengikatan kebelakang. pada metode pengikatan kebelakang yang asli, data yang diukur adalah sudut-sudut dititik yang dicari koordinatnya di satelit-satelit yang sedang diamati (paling sedikit diperlukan empat satelit untuk setiap satu titik ukur). berhubung posisi/koordintanya sudah diketahui setiap saat, maka satelit-satelit tersebut berfungsi sebagai titik ikat. Posisi yang diukur atau ditentukan oleh metode GPS ini adalah dalam bentuk koordinat siku-siku tiga dimensi atau dapat pula dalam bentuk koordinat geodetis (lintang, bujur) yang semuanya ditentukan terhadap elipsoid geosentrik World Geodetic System 1984 (WGS-1984).

PENGUKURAN JARAK DAN LUAS

Jarak dapat diperhitungkan dari segi fisik dan dapat dipandang dari segi fungsional. Jarak dari segi fisik atau absolute diukur dengan satuan meter atau satuan yang lain. Sedangkan jarak fungsional atau jarak relatif diukur berdasarkan pertimbangan berbagai cara melakukanperjalanan yang berkaitan dengan tingkat kesulitan, waktu dan biaya. Untuk menghitung jarak lurus (horizontal) dari suatu tempat ke tempat lain caranya adalah dengan mengalikan jarak dipeta dengan angka penyebut skala peta.

Jarak suatu titik di lapangan = jarak di peta (cm) x penyebut skala peta (cm)

Penentuan jarak horizontal di peta akan sedikit rumit apabila jarak yang diukur berkelok-kelok (misalnya: sungai dan jalan). Untuk perhitungan semacam ini dapat dilakukan dengan alat yang disebut curvimeter. Caranya adalah alat tersebut disetel jarumnya pada angka nol dan diletakkan pada awal titik jarak yang diukur, kemudian dijalankan mengikuti liku-liku sungai atau jalan dimaksud dipeta sehingga pada titik akhir pengukuran, kemudian baca hasil akhir angka pada curvimeter. angka tersebut sesuai dengan skala yang dimaksud kemudian dikalikan dengan hasilnya adalah jarak fisik dilapangan.

Penentuan jarak horizontal di peta dapat juga dilakukan mengunakan koordinat UTM, karena angka-angka pada koordinat UTM sudah merupakan koordinat UTM.

Peta mencerminkan berbagai tipe informasi dari unsur muka bumi maupun segala sesuatu yang ada kaitannya dengan muka bumi. Unsur geografis pada peta dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:

  • Unsur posisional yaitu unsur-unsur yang tidak memiliki dimensi luasan. Misalnya titik ketinggian, sumur pengeboran, pusat pelayanan.
  • Unsur linear yaitu unsur yang mempunyai luasan pada satu sisi atau dimensi satu. misalnya jalan, sungai dan garis pantai.
  • Unsur luasan yaitu unsur yang mempunyai luasan atau unsur dimensi misalnya waduk, danau dan kecamatan.

Menghitung luasan dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung daerah yang diukur. Luas wilayah dapat diukur dengan berbagai cara antara lain:

  • Dengan pembuatan kisi atau kotak (square method)
  • Dengan pembuatan garis potong (stripped method)
  • Dengan menggunakan cara segitiga (triangle method)
  • Denga alat pengukur luas (planimeter)

PETA RBI DAN PETA TEMATIK

  1. Peta RBI

    Peta Rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man made freatures). Kenampakan ilmiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, danau dan lain-lain. sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar dan lain-lain. Peta Rupa Bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta referensi atau acuan dan dasar bagi pembuatan peta tematik.

    Peta RBI biasa disebut juga dengan peta Topografi atau peta dasar. Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. untuk pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data-data tematis yang akan digambarkan. Pada hakekatnya peta dasar yang digunakan adalah peta topografi yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar tersebut dibuat berdasarkan survey lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris. Peta yang dijadikan peta dasar akan ada perbedaan dalam proyeksi, skala, ketelitian ataupun waktu penerbitannya. sehingga mutu peta dasar ini jelas merupakan hal yang cukup penting juga.

    Peta RBI biasanya digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik, diperlukan data-data topografi dan dari peta itulah semua data-data tematis akan digambarkan. Biasanya jenis peta ini digunakan untuk keperluan peta tematik dalam memperhatikan batas-batas wilayah dengan sangat terperinci. Meskipun demikian, karena tergantung dari penggunaan selanjutnya, kadang-kadang peta ini digeneralisasi dahulu sebelum digunakan sebagai peta dasar.

  2. Peta Tematik

    Peta Tematik (E.S Bos, 1977) adalah suatu peta yang menggambarkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifikyang ada hubungannya dengan detil topografi tertentu. Menurut International Cartographig Association (1973), peta tematik adalah peta yang dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan atau konsep-konsep khusus. Dari batasan tersebut dapat dikatakan secara garis besar bahwa peta tematik merupakan peta yang menggambarkan suatu data yang mempunyai tema khusus dan ada kaitannya dengan detail topografi tertentu.

    Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan dari pada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan. Yang dimaksud data kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah dan lain sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi yang menyatakan besaran tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, persentase pemeluk agama tertentu dan lain sebagainya. Contoh peta tematik yaitu, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet, peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, peta iklim, peta geomorfologi, peta tanah, peta industri, peta penduduk, peta pariwisata dan lain-lain.

KOMPONEN PETA

Skala Peta

    Peta merupakan kenampakan permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang jauh lebih kecil dari kenyataan. perbandingan antara ukuran/besarnya kemampuan yang digambar dilim peta dengan kenampakan aslinya disebut skala peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak yang memisahkan kedua titik dipeta dengan jarak sebenarnya antara kedua titik sama dipermukaan bumi atau skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangst erat kaitannya dengan data yang disajikan.

Dengan singkat dapat disajikan:


 

Angka perbandingan yang dinytakan harus menggunakan satuan ukur yang sama, misalnya cm, yard, inci dan sebagainya. Jarak yang dimaksud di peta adalah jarak horizontal yaitu jarak yang diproyeksikan dari hasil pengukuran lapangan.

    Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1.000.000.

Contoh:

Skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian dipeta sama dengan 500.000 jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak dipeta sama dengan 500.000 cm (5 km) jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Skala peta akan dibahas lebih rinci pada modul berikutnya nanti.

Simbol Peta

Pada peta, anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan. simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.

Syarat-syarat tersebut adalah:

  • Sederhana
  • Mudah dimengerti
  • Bersifat umum

Macam-macam simbol peta:

  1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya

    Bentuk-bentuk simbol yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.

Kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.

  1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, pertambangan, titik triangulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.
  2. Simbol garis, digunakan untuk mejanjikan data giografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan, din senaganta.
  3. Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukan kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.
  1. Macam-macam simbul peta berdasarkan sifatnya

    Simbol-simbol yang anda lihat pada peta, ada yang meyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifainya, simbol peta dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

    1. Simbol yang bersifai kualitatif

      Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya, untuk menggambarnkan derah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.

    2. Simbol yang bersifat kuantatatif

      Simbol ini digunakan untuk membedakaan atau menyatakan jumlah.

Legenda atau Keterangan

    Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh sipembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. legebda biasanya ditetapkan dipojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga ditetapkan pada bagian lain peta. Sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

Lay Out Peta

    Semua informasi yang diletakan pada peta harus diatur secara tepat di atas lembar peta seingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya dibaca dan kelihatan ekonomis. lay out peta berarti menyusun penempatan-penempatan daripada peta judul, legenda, skala, sumberdata, penerbit, no sheet, macam-macam proyeksi dan lain-lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan lay out peta adalah:

1. Penulisan judul

Judul bisa ditulis di sebelah kiri atau disebelah kanan atas tergantung komposisi dari peta. Ukuran huruf antara thema, daerah penelitian dan skala tidak sama. Ukuran hurufnya disesuaikan dengan ukuran besar peta. Untuk peta yang terbesar, ukuran hurufnya 1 cm. Di dalam judul ini termasuk skala, baik skala numaric (mis,1:5.000) maupun skala grafis. Tulisan skala lebih kecil dari tema dan daerah penelitian.

2. Orientasi

Biasanya diletakan di tempat yang kosong dan dibuat tegak lurus ke atas tempat di bawah judul. Sebenarnya posisi dari orientasi ini tidaklah harus dibawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta maupun ruang yang memungkinkan, sehingga memberi kesan menarik dan harmonis. Bila telah ada grid-gridnya maka panah utara itu tidak perlu.

3. Legenda

Legenda ini merupakan kunci dari pada peta. Jadi harus mengandung keterangan mengenai simbol-simbol yang dipergunakan, baik simbol titik, garis, wilayah maupun simbol-simbol lainya. Di samping itu arti singkat yang dipakai dalam peta harus dicantumkan pula . Legenda di letakan di dalam garis tepi dari peta bagian pojok kanan bagian bawah. legenda simbol-simbol di tulis menurut kolom, dan legenda simbol wilayah di buat dalam bentuk empat persegi panjang yang dibatasi oleh garis- garis. simbol wilayah ditetapkan dalam ukuran yang teratas baru kemudian simbol – simbol lain termasuk simbol konvensionil.

4. Letak lintang dan bujur

Letak lintang dan bujur di tulis di dalam garsi tepi, antara garis tepi luas dengan garis tepi dalam. Penulisan letak lintang dan bujur dilakukan deengan tulisan tangan dan cukup kecil saja sesua dengan ruanganya. Tanda–tanda koordinat lintang dan bujur di tambahkan dengan garis-garis pendek memotong peta inset. Peta inset di letakkan dibagian kanan bawah di sebelah kanan legenda. Dalam peta inset pun terdapat informasi tepi terutama mengenai skala, nama daerah, letak lintang dan garis tepi.

5. Pencatatan sumber

Catatan mengenai sumber daya/informasi di buat dalam lingkaran kerangka bingkai dengan menyebutkan nama sumber dan diletakkan bagian kiri bawah .

6. Garis tepi/kerangka peta

Peta harus dibatasi dengan kerangka yang tegas, garisnya jangan terlalu tipis, berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari dua garis.

7. Menyusun/mengambar peta

Untuk menunjukan siapa-siapa yang bertangung jawab dalam pembuatan peta di tulis nama penyusun/pengambar peta berikut tahun penggambaranya. Penyusunan/pengambaran peta di tulis sebelah bawah luar bingkai peta.

Senin, 15 November 2010

Search

61526_1362754319939_1564037002_30779822_2398156_n

Search

pancesale. lambang supremasi masa kini

DINAMIKA HIDROSFER

  1. PENGERTIAN HIDROSFER DAN SIKLUS AIR

    Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan di bumi. Contohnya, proses pembentukan muka bumi, erosi, pengangkutan, dan pengendapan.

    Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud, yaitu : padat, cair, dan gas.

    Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudra, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung.

    Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang.

    1. Siklus pendek

      Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5 0C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).

    2. Siklus sedang

      Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

    3. Siklus panjang

      Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

  2. AIR DI DARATAN

    Lapisan hidrosfer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air asin dan air tawar, dan masing-masing dibedakan sebagai berikut :

    1. Air tawar
      1. Rawa

        Rawa yaitu daerah dataran rendah yang tergenang air, baik yang berasal dari air hujan, air tanah maupun dari aliran air tawar yang menggumpal.

        1. Jenis rawa

          Berdasarkan sifat airnya, rawa dibedakan menjadi dua, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak.

          1. Rawa pasang surut adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya pasang surut laut atau sungai.
          2. Rawa lebak adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya hujan, baik yang turun di sekitar rawa maupun di daerah hulu.

          Berdasarkan pergantian airnya, ada dua jenis rawa, yaitu :

  • Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
  • Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian

    Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    • Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum, kadar keasaman air mencapai 4,5.
    • Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme yang hidup.
    • Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.

    Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    • Airnya tidak terlalu asam.
    • Banyak organisme yang hidup.
    • Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Manfaat rawa bagi kehidupan kita adalah :

  1. Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan lain-lain.
  2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
  3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
  4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
  5. Dapat menahan kerasnya terjangan gelombang tsunami.
  1. Potensi dan pengelolaan rawa

    Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya. Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam rangka reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah.

  1. Danau

    Yaitu cekungan yang terisi oleh air dengan permukaan air lebih tinggi dari rata-rata permukaan air laut.

    1. Jenis danau

      Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam, yaitu danau alam dan danau buatan.

      1. Danau alam

        Danau alam merupakan danau yang terbentuk secara alami. Danau alam dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

  • Danau tektonik

    Yaitu danau yang terbentuk sebagai hasil tenaga tektonik, contohnya danau Maninjau di Sumatera dan danau Poso di Sulawesi.

  • Danau vulkanik

    Yaitu jenis danau yang terbentuk di daerah kawah bekas letusan gunung api akibat proses vulkanisme. Contohnya, danau kawah gunung Kelud dan danau Grati di Jawa Timur.

  • Danau tekton vulkanik

    Merupakan jenis danau yang terbentuk akibat gabungan dari proses tektonik dan vulkanik, contohnya danau Toba di Sumatera Utara.

  • Danau glasial

    Yaitu danau di daerah es/gletser seperti danau-danau besar di perbatasan antara USA dengan Canada.

  • Danau karst

    Yaitu danau yang terbentuk di daerah kapur sebagai hasil pelarutan batu kapur. Contohnya Dolina, Polye, dan Lokva di daerah Gunung Kidul Jawa Tengah.

  1. Danau buatan

    Merupakan jenis danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Danau buatan juga disebut waduk atau bendungan. Contoh danau buatan antara lain waduk Jati Luhur, dan waduk Karang Kates di Jawa Timur.

  1. Pemanfaatan Danau

    Danau bermanfaat antara lain untuk berikut ini :

    1. Irigasi atau pengairan
    2. Pembangkit tenaga listrik
    3. Pemeliharaan ikan
    4. Olahraga air
    5. Pencegah banjir
    6. Rekreasi atau pariwisata
  1. Air Tanah

    Yaitu air yang terdapat pada pori-pori di bawah permukaan tanah. Bentuk tubuh air tanah antara lain berupa berikut ini :

    Air lebih tinggi dari rata-rata permukaan air laut.

  • Air tanah dangkal (air preatis)

    Yaitu air tanah yang terdapat di atas lapisan yang kedap air dan dekat dengan permukaan bumi. Contohnya air sumur.

  • Air tanah dalam

    Yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan yang mengandung air dan berada diantara dua lapisan kedap air. Contohnya sumber air artesis.

Air permukaan mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain :

  1. Air sebagai sarana transportasi
  2. Air sebagai sumber air bersih
  3. Air sebagai kegiatan pertanian dan perikanan
  4. Air sebagai sumber energi
  5. Air sebagai sarana pariwisata dan olahraga
  1. Sungai

    Sungai adalah bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya.

    Secara umum aliran sungai selalu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir.

    1. Ciri-ciri daerah bagian hulu sungai antara lain :
      1. Berada di daerah yang tinggi
      2. Aliran airnya sangat deras
      3. Tenaga erosinya sangat kuat ke arah vertikal
      4. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V
      5. Terdapat air terjun
      6. Terdapat batuan dengan ukuran yang besar
    2. Ciri-ciri daerah bagian tengah sungai antara lain :
      1. Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya berada di daerah kaki pegunungan hingga daerah dataran.
      2. Erosi dapat ke arah vertikal dan horizontal.
      3. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk U.
      4. Tidak terdapat air terjun.
    3. Ciri-ciri daerah bagian hilir sungai antara lain :
      1. Aliran airnya lambat dan tenang.
      2. Erosi ke arah horizontal.
      3. Tidak terdapat batuan yang berukuran besar.
      4. Bentuk sungainya berkelok (meander).
      5. Di muara sungainya banyak terdapat sedimen.

    Sungai mengalami masa muda, dewasa, dan tua.

    1. Sungai muda

      Sungai muda (young) adalah apabila sedang aktif sungai tersebut dapat melakukan pengikisan saluran makin dalam.

    2. Sungai dewasa

      Disebut sungai dewasa (mature) apabila sungai tersebut tidak mampu lagi mengikis saluran lebih dalam.

    3. Sungai tua

      Disebut sungai tua (old) apabila sungai tersebut telah mempunyai daerah banjir yang luas, daerah meander yang lebar, dan lereng yang landai.

    4. Jenis sungai

      Jenis sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber airnya, ketetapan alirannya, arah alirannya dan struktur geologinya.

      1. Berdasarkan sumber airnya
  • Sungai mata air adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari mata air. Contohnya sungai di pulau Jawa.
  • Sungai hujan adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari air hujan. Contohnya : sungai-sungai di pulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara.
  • Sungai gletser adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari lapisan es atau gletser yang mencair. Contohnya sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich), bagian hulu sungai Gangga di India.
  • Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari aliran es atau gletser yang mencair dan bercampur dengan mata air serta air hujan. Contohnya sungai Digul.
  1. Berdasarkan debit airnya
  • Sungai permanen (tetap) adalah sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.
  • Sungai periodik (tidak tetap) adalah sungai yang aliran airnya tidak tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
  • Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contohnya sungai Kalada di Pulau Sumba.
  • Sungai emphemeral adalah sungai yang ada airnya hanya saat musim hujan.
  1. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya)
  • Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
  • Sungai subsekuen, atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
  • Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai.
  • Sungai resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
  • Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
  1. Berdasarkan struktur geologi wilayahnya
  • Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap alirannya.
  • Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya.
  1. Pola aliran sungai
    1. Pola dendritik (tree like)

      Merupakan pola aliran sungai yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman.

    2. Pola rectangular

      Merupakan pola aliran sungai berbentuk empat persegi panjang.

    3. Pola trellis

      Merupakan pola aliran sungai berbentuk jaring.

    4. Pola radial

      Merupakan pola aliran sungai berbentuk jari-jari.

    5. Pola pinate

      Merupakan pola aliran dimana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.

    6. Pola annular

      Merupakan pola aliran trellis khusus yang dibentuk oleh sungai subsekuen dalam lapisan yang agak lemah pada bukit berbentuk kubah.

  2. Pemanfaatan sungai

    Sungai memiliki beberapa manfaat, antara lain :

    1. Air minum
    2. Pengairan (irigasi)
    3. Pembangkit tenaga listrik
    4. Rekreasi dan olahraga
    5. Penghasil bahan bangunan
    6. Sarana transportasi
    7. Jamban
  1. Daerah Aliran Sungai (DAS)
    1. Pengertian DAS

      Daerah Aliran Sungai adalah daerah di muka bumi yang airnya mengalir ke arah sebuah sungai apabila hujan turun. Contohnya DAS di Indonesia diantaranya DAS Citarum, DAS Brantas, dll.

    2. Fungsi DAS

      Sebuah DAS dianggap berfungsi dengan baik apabila dapat menyediakan sumber daya air dengan jumlah dan kualitas yang relatif tetap dan dengan fluktuasi yang rendah, serta dapat diperkirakan sepanjang tahun.

    3. Pengelolaan dan Usaha Konservasi DAS

      Terdapat tiga dimensi pendekatan analisis dalam pengelolaan DAS, yaitu :

      1. Sebagai proses dengan langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah, tetapi masih berkaitan.
      2. Sebagai sistem perencanaan pengelolaan dan sebagai alat implementasi program pengelolaan DAS melalui kelembagaan yang terkait.
      3. Sebagai rangkaian aktivitas yang masing-masing berkaitan dan memerlukan perangkat pengelolaan yang spesifik.
  1. BANJIR
    1. Pengertian dan penyebab terjadinya banjir

      Banjir adalah tergenangnya daratan oleh air yang meluap dari tempat-tempat penampungan air bumi. Banyaknya air yang masuk ke penampungan melebihi kapasitas (daya tampungnya) sehingga air meluap. Luapan air dari penampungan ternyata juga melebihi daya serap daratan sehingga air tidak dapat lagi terserap ke dalam tanah. Akibatnya, air menggenangi daratan dalam waktu tertentu yang tidak terlalu lama.

      1. Jenis banjir

        Jenis banjir dibedakan menjadi 3, yaitu :

        1. Banjir sungai
        2. Banjir danau, dan
        3. Banjir laut pasang
        4. Banjir sungai

          Terjadi karena air sungai meluap, curah hujan yang tinggi serta mencairnya es atau gletser di kawasan hulu menjadi penyebab meluapnya sungai.

        5. Banjir danau

          Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Meluapnya air danau disebabkan oleh :

          1. Terjadinya badai atau angin yang sangat kuat
          2. Masuknya air ke dalam danau, baik curah hujan maupun dari sungai
        6. Banjir laut pasang

          Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Banjir yang merupakan gelombang pasang yang sampai ke daratan akibat gempa bumi disebut tsunami.

      2. Penyebab banjir

        Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir adalah peristiwa alam, kondisi alam, dan aktivitas manusia.

        1. Faktor peristiwa alam

          Bersifat dinamis, kondisi iklim yang ekstrem, antara lain intensitas curah hujan yang tinggi, penurunan tanah, dan pendangkalan sungai.

        2. Faktor kondisi alam

          Bersifat statis, antara lain kondisi geografis, topografi, serta kondisi sungai yang meliputi kemiringan aliran, sedimentasi, dan bentuk aliran.

        3. Faktor aktivitas manusia

          Bersifat dinamis, antara lain melakukan pembangunan di kawasan daratan banjir, mendirikan pemukiman, dll.

    2. Dampak terjadinya banjir
      1. Dampak negatif bagi lingkungan fisik
        1. Terkelupasnya lapisan tanah paling atas yang mengandung banyak unsur hara.
        2. Vegetasi yang hilang bersamaan dengan terkelupasnya lapisan tanah.
        3. Kondisi air tanah terganggu.
        4. Terjadinya polusi di sekitar pemukiman penduduk.
      2. Dampak negatif bagi lingkungan sosial
        1. Tempat tinggal penduduk hilang
        2. Jaringan transportasi terputus
        3. Cadangan bahan makanan habis
        4. Kondisi psikologis penduduk terganggu
    3. Usaha mengurangi resiko terjadinya banjir
      1. Mengadakan reboisasi
      2. Mempertinggi kemampuan sungai dalam menerima masukan air
      3. Membuat kolam-kolam penampungan air
      4. Tidak membuang sampah di sembarang tempat
    4. Usaha penanggulangan banjir
      1. Membangun dam-dam darurat di sekitar lokasi rawan banjir
      2. Memfungsikan pompa air
    5. Usaha perbaikan kerusakan akibat banjir
      1. Bantuan darurat
      2. Memperbaiki bersama fasilitas yang rusak

Kamis, 28 Oktober 2010

TES SEBAGAI ALAT PENILAIAN HASIL DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Namun demikian, dalam kasus tertetu  Tes dapat pula digunakan untuk menngukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.

2. 1            Tes Uraian
Tes Uraian yang dalam literature disebut juga essay examination, meupakan alat penilaian hasil belajar yang palig tua. Secara umum Tes utraian ini adalah pertanyaan yang menutut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mandiskusikan, membandingkan, memberikan alas an, dan bentuk lain yang sejenis  sesuai dengan tuntutannpertanyaan dengan menggunakan kata – kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian dalam tes ini dituntut kemampan siswa dalam hal mengekspresikan gagasanyan melalui tulisan. Hal ini yang merupakan menjadi kekuatan dan kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya.
 Akan tetapi selama beberap tahun bentuk tes ini mulai ditinggalkan orang karena munculnya bentuk tes yang baru yakni Tes Objektif. Setelah sekian lama, orang – orang mulai ada kecendrungan untuk kembali mengguanakan jenis tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, terutama diperguruan tinggi, disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
                     1)         Adanya gejala menurunnya hasil belajar atau kualitas pendidikan di perguruan tinggi yang salah satu di antaranya berkenaan penggunan tes objektif.
                     2)         Lemahnya para mahasiswa menggunakan bahasa tulisan sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan.
                     3)         Kurangnya daya analisis para mahasiswa karena terbiasa menggunakan tes objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan dalam menjawabnya.
Berdasarkan kondisi ini menyebabakan kembalinya penggunaan tes uraian diperguruan tinggi, dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain :
                                                            1)      Dapat megukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
                                                            2)      Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar sesai dengan kaidah – kaidah bahasa.
                                                            3)      Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis.
                                                            4)      Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah ( problem solving )
                                                            5)      Adanya keuntngan teknis, seperti mudah membuat soalnyasehingga tidak memakan waktu yang lama, guru dapat melihat langsung proses berfikir siswa.
Selain keunggulan tersebut diatas, tes urian juga memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan, antara lain :
                                                      1)            Sampel tes sangat terbatas, sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang diberikan, tidak seperti pada tes objektif.
                                                      2)            Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam memeriksanya.
                                                      3)            Tes ini biasanya kurang reliable, mengungkapkan aspek yang terbatas, pemeriksaanya memerlukan waktu lama.

                          2.1.1            Jenis – jenis tes uraian
Dr. Nana sudjana ( 2009 ) menuliskan dalam pembuatan tes uraian, dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
                                                      1)      Uraian bebas ( free essay )
Pada uraian bebas, jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Contoh :
Ø  Coba saudara jelaskan penyebab terjadinya Migrasi?
Ø  Apa yang anda ketahui tentang Belajar?
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
ü  Mengungkapkan pandangan siswa terhadap suatu masalah.
ü  Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam.
ü  Mengembangkan daya analisi siswa.
Kelemahan dari tes ini adalah proses penilaiannya sukar, karena jawaban yang diberikan oleh siswa bervariasi, slit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru.
                                                      2)      Uraian terbatas
Dalam bentuk uraian terbatas, pertanyaan telah diarahkan kepada hal – hal tertentuatau pembatasan. Pembatasan bisa dari segi ruang lingkup, sudut pandang, dan indikator – indikatornya. Contoh :
Ø  Coba anda jelaskan dua factor penyebab banjir?
Ø  Bagaimana hubungan antara geografi dan fisika?
Dari pertanyaan diatas, jawaban seolah – olah telah diarahkan pada aspek tertentu. Seperti pada contoh soal pertama diatas, kepada siswa hanya diminta dua factor penyebab, jadi ada batasan ruang lingkupnya. Jadi, dalam pemberian jawaban siswa telah dibatasi oleh sudut pandang. Selain itu cara memberikan penilaian yangdilakkan oleh guru lebih jelas indikatornya, serta kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Bentuk soal uraian terbatas lebih terarah dan lebih tepat digunakan disbandingkan dengan uraian bebas.
                                                      3)      Uraian berstruktur
Dalam buku penilaian hasil proses belajar mengajar tulisan Dr. Nana sudjana ( 2009 ) megatakan bahwa soal berstruktur dipandang sebagai bentuk dari soal objektif dan soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal dengan jawaban singkat, sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal berstruktur memuat beberapa unsur yaitu
Ø  Pengantar soal,
Ø  Seperangkat data, dan
Ø  Serangkaian sub-soal.
Kelebihan dari soal berstruktur adalah dapat digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dn evaluasi. Dengan demikian bentuk ini dapat mengungkapkan banayak hal yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya mungkin terjadi pada bidang yang diujikan menjadi terbatas dan kurang praktis



                          2.1.2            Menyusun soal bentuk uraian
Dalam bentuk pembuatan soal – soal uraian agar dikatakan memadai sebagai alat penilai hasil belajar hendaknya memperhatikan hal – hal berikut ini :
                                                      1)      Segi isi yang diukur
Dari segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, seperti pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya.
                                                      2)      Segi bahasa
Penggunaan bahasa yang baik dan benar memjadikan makna yang terkandung dalam rumusan pertanyan mudah diketahui.
                                                      3)      Segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang ertanyaan terhadap materi yang sama, sekalipun abilitasnya berbeda.
                                                      4)      Segi jawaban
Setipa pertanyaan yang diajukan hendaknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokonya.

                          2.1.3            Pemeriksaan, Skoring, Penilaian tes uraian
Dalam memeriksa dalam memeriksa soal jawaban uraian memang tidak semudah memeriksa tes objektif, sekalipun tidak ada kunci jawaban. Setiap jawaban soal uraian harus dibaca secara keseleruhan, sebelum diberi skor, sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Untuk memeriksa jawaban soal uraian dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :
1)             Diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor
2)             Periksa nomor demi nomor untuk semua siswa, kemudian diberi skor
Dari kedua cara diatas, cara kedua akan memakan waktu lama, akan tetapi lebih objektif sebab jawaban setiap nomor untuk setiap siswa dapat diketahui dan dibandingkan.
Untuk memberikan skoring bisa digunakan dalam berbagai bentuk, misalnya 1-4 atau 1-10, dan yang paling umum digunakan adalah 1-4 dan 1-10. Dengan demikian dalam memberikan nilai guru tidak memberikan skor angka nol terhadap jawaban yang salah. Selain skoring sebaiknya guru juga memberikan sistem bobot terhadap jawaban untuk setiap nomor.
Dalam menilai kebenaran jawaban soal bentuk uraian perlu dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain :
a)        Kebenaran isi sesuai dengan kaidah – kaidah materi yang ditanyakan
b)        Sistematika atau uraian logis dari kerangka berpikirnya yang dulihat dari penyajian gagasan jawaban
c)        Bahasa yang diberikan untuk mengekspresiakan buah pikirannya.
Sistem penilaian yang digunakan pada dasarnya sama dengan soal bentuk lain, yakni dapat menggunakan penilaian acuan norma dan atau penilaian acuan patokan. Pada tahap pertama, dengan maksud mendorong motivasi siswa terhadap penggunaan tes uraian dan membiasakan mereka dengan bentuk soal uraian, ada baiknya menggunakan penilaian acuan norma, yakni membandingkan posisi siswa dengan prestasi kelompoknya. Dengan ini dapat memberikan skor yang tinggi kepada siswa sekalipun jawabannya kurang memuaskan asalkan konsiste untuk semua siswa, tidak akan mempengaruhi posisi siswa dibandingkan dengan kelompoknya.
2. 2            Tes Objektif
Soal – soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Soal objektif inidikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan piihan ganda.
                  2. 2. 1              Bentuk soal jawaban singkat
Soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dinilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung. Contoh:
v  Berapakah luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tinggi 6 cm ?
v  Luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm adalah ?
Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran data yang sederhana.
Kebaikan bentuk soal jawaban singkat
Ø  Menyusun soal relatif singkat
Ø  Kecil kemungkinan siswa memberikan jawaban dengan cara menebak
Ø  Menuntut siswa memberikan jawaban dengan singkat dan tepat
Ø  Hasil penilaian cukup objektif
Kelemahan bentuk soal jawaban singkat
Ø  Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
Ø  Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak selama bentuk uraian
Ø  Menyulitkan pemeriksaan bila jawaban membingungkan pemeriksa
Kaidah dan contoh penulisan soal
Ø  Jangan mengambil atau menggunakan pernyataan yang lansung di ambil dari buku
Ø  Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu kemungkinan jawaban yang dapat diterima. Contoh:
Kurang baik       : Abraham Lincoln dilahirkan pada...
Baik                   : Abraham Lincoln dilahirkan pada tahun...

                  2. 2. 2          Bentuk soal benar – salah
Bentuk soal benar salah adalh bentuk tes yang soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan benar dan sebagian lagi salah. Pada umunya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip. Contoh:
v   B - S       : Danau Toba di Sumatera Utara dari segi pembentukanya   merupaka danau tektonik
v   B - S       : Berat satu liter air adalah 100 gram
Kebaikan bentuk soal Benar – Salah
Ø  Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan objektif
Ø  Soal dapat disusun dengan mudah

Kelemahan bentuk soal
Ø  Kemungkinan menebak jawaban soal dengan benar adalah 50 %
Ø  Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi karena hanya menuntut daya ingat dan pengenalan kembali
Ø  Banyak maslah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan
 Kaidah penulisan soal
Ø  Hindarkan pernyataan yang emgandung kata kadang – kadang, selalu, umumnya, sering sekali, tidak ada, tidak pernah dan sejenisnya.
Ø  Hindarkan pemgambilan kalimat langsung dari buku pelajaran
Ø  Hindarkan suatu pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang masi bisa diperdebatkan kebenarannya.
Ø  Hindarkan penggunaan pernyataan negatif ganda. Contoh:
Padi tidak tumbuh ditempat yang tidak beriklim panas
Ø  Usahakan agar kalimat untuk setiap soal tidak terlalu panjang
Ø  Susunlah pernyataan – pernyataan benar salah secara acak
                   2. 2. 3          Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk soal yang paling sederhana jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya. Contoh:
Kelompok A                                        kelompok B
Kekurangan vit. C                               penyakit beri – beri
Kekurangan vit. A                               pertumbuhan badan lambat
Kekurangan vit. D                               sariawan
 Kebaikan bentuk soal menjodohkan
Ø  Penilaian dapat dilakukan dengan cepat dan objektif
Ø  Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan bagaimana mengidentifikasi antara dua hal yang berhubungan
Ø  Dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang lebih laus
Kelemahan bentuk soal menjodohkan
Ø  Hanya dapat mengukur hal – hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
Ø  Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal – hal yang berhubungan
 Kaidah penulisan soal
Ø  Hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama sehingga persoalan yang ditanyakan bersifat homogen
Ø  Usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti
Ø  Jumlah jawaban hendaknya lebih banyak dari jumlah soal
Ø  Gunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban
Ø  Susunlah soal menjodohkan dalam satu halaman yang sama
                   2. 2. 4          Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
*      Stem                      : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalah yang ditanyakan.
*      Option                   : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
*      Kunci                     : jawaban yang benar
*      Distractor              : jawaban lain selain kunci
Contoh :
Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa – Bangsa berkedudukan di kota...
a.       Jenewa
b.      Den Haag
c.       London
d.      New York
Kebaikan soal pilihan ganda
Ø  Materi yang diaujukan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan
Ø  Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan menggunakan kunci jawaban
Ø  Jawaban untuk setiap pertanyaan sudak pasti benar atau salah, sehingga penilaian bersifat objektif
Kelemahan soal pilihan ganda
Ø  Kemungkinan untuk melakukan jawaban masih cukup besar
Ø  Proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Ø  Pokok soal (stem) yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas
Ø  Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya pernyataan yang diperlukan saja
Ø  Untuk setiap soal hanya satu jawaban yang benar atau paling benar
Ø  Pada pokok soal (stem) sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif
Ø  Alternatif jawaban (option) harus logis dan pengecoh harus berfungsi
Ø  Usahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar
Ø  Usahakan untuk tidak menggunakan option yang berbunyi “semua jawaban diatas salah” atau sebaliknya
Ø  Usahakan agar option homogen baik dari segi isi maupun dari segi struktur kalimat
Ø  Apabila option berbentuk angka, susunlah secara berurutan dari angka terkecil sampai angka terbesar atau sebaliknya
2. 2.5   Pemeriksaan dan Skoring Tes Objektif
Pemriksaan tes Objektif lebih mudah dilakukan daripada tes uraian, sehingga bisa dilakukan lebih cepat. Dengan menggunakan kunci jawaban yang dibuat oleh guru dalam plastik bening atau kertas yang dibolongi, kemudian diletakan diatas lembar jawaban. Kesalahan para siswa dapat dengan mudah dihitung.
Pemberian skor terhadap jawaban yang benar dalam tes objektif, khusunya untuk jenis benar – salah dan pilihan berganda, menggunakan aturan sebagai berikut:
Sadalah skor yang diperoleh
B adalah jawaban yang benar
S adalah jawaban yang salah
O adalah kemungkinan jawaban atau option
Untuk jenis benar salah kemungkinan jawaban atau option hanya dua, yakni benar atau salah, sehingga rumusnya bisa disederhanakan menjadi:
Sk = B – S
Sedangkan dalam melengkapi dan menjodohkan hanya dihitung jawaban yang benar. Dengan demikian rumusnya adalah:
Sk = B
Setiap jawaban yang benar bisa dinilai atau diberi skor satu atau lebih, bergantung pada keinginan guru, namun pada umumnya diberikan satu