Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Namun demikian, dalam kasus tertetu Tes dapat pula digunakan untuk menngukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.
2. 1 Tes Uraian
Tes Uraian yang dalam literature disebut juga essay examination, meupakan alat penilaian hasil belajar yang palig tua. Secara umum Tes utraian ini adalah pertanyaan yang menutut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mandiskusikan, membandingkan, memberikan alas an, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutannpertanyaan dengan menggunakan kata – kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian dalam tes ini dituntut kemampan siswa dalam hal mengekspresikan gagasanyan melalui tulisan. Hal ini yang merupakan menjadi kekuatan dan kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya.
Akan tetapi selama beberap tahun bentuk tes ini mulai ditinggalkan orang karena munculnya bentuk tes yang baru yakni Tes Objektif. Setelah sekian lama, orang – orang mulai ada kecendrungan untuk kembali mengguanakan jenis tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, terutama diperguruan tinggi, disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
1) Adanya gejala menurunnya hasil belajar atau kualitas pendidikan di perguruan tinggi yang salah satu di antaranya berkenaan penggunan tes objektif.
2) Lemahnya para mahasiswa menggunakan bahasa tulisan sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan.
3) Kurangnya daya analisis para mahasiswa karena terbiasa menggunakan tes objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan dalam menjawabnya.
Berdasarkan kondisi ini menyebabakan kembalinya penggunaan tes uraian diperguruan tinggi, dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain :
1) Dapat megukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar sesai dengan kaidah – kaidah bahasa.
3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis.
4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah ( problem solving )
5) Adanya keuntngan teknis, seperti mudah membuat soalnyasehingga tidak memakan waktu yang lama, guru dapat melihat langsung proses berfikir siswa.
Selain keunggulan tersebut diatas, tes urian juga memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan, antara lain :
1) Sampel tes sangat terbatas, sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang diberikan, tidak seperti pada tes objektif.
2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam memeriksanya.
3) Tes ini biasanya kurang reliable, mengungkapkan aspek yang terbatas, pemeriksaanya memerlukan waktu lama.
2.1.1 Jenis – jenis tes uraian
Dr. Nana sudjana ( 2009 ) menuliskan dalam pembuatan tes uraian, dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
1) Uraian bebas ( free essay )
Pada uraian bebas, jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Contoh :
Ø Coba saudara jelaskan penyebab terjadinya Migrasi?
Ø Apa yang anda ketahui tentang Belajar?
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
ü Mengungkapkan pandangan siswa terhadap suatu masalah.
ü Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam.
ü Mengembangkan daya analisi siswa.
Kelemahan dari tes ini adalah proses penilaiannya sukar, karena jawaban yang diberikan oleh siswa bervariasi, slit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru.
2) Uraian terbatas
Dalam bentuk uraian terbatas, pertanyaan telah diarahkan kepada hal – hal tertentuatau pembatasan. Pembatasan bisa dari segi ruang lingkup, sudut pandang, dan indikator – indikatornya. Contoh :
Ø Coba anda jelaskan dua factor penyebab banjir?
Ø Bagaimana hubungan antara geografi dan fisika?
Dari pertanyaan diatas, jawaban seolah – olah telah diarahkan pada aspek tertentu. Seperti pada contoh soal pertama diatas, kepada siswa hanya diminta dua factor penyebab, jadi ada batasan ruang lingkupnya. Jadi, dalam pemberian jawaban siswa telah dibatasi oleh sudut pandang. Selain itu cara memberikan penilaian yangdilakkan oleh guru lebih jelas indikatornya, serta kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Bentuk soal uraian terbatas lebih terarah dan lebih tepat digunakan disbandingkan dengan uraian bebas.
3) Uraian berstruktur
Dalam buku penilaian hasil proses belajar mengajar tulisan Dr. Nana sudjana ( 2009 ) megatakan bahwa soal berstruktur dipandang sebagai bentuk dari soal objektif dan soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal dengan jawaban singkat, sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal berstruktur memuat beberapa unsur yaitu
Ø Pengantar soal,
Ø Seperangkat data, dan
Ø Serangkaian sub-soal.
Kelebihan dari soal berstruktur adalah dapat digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dn evaluasi. Dengan demikian bentuk ini dapat mengungkapkan banayak hal yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya mungkin terjadi pada bidang yang diujikan menjadi terbatas dan kurang praktis
2.1.2 Menyusun soal bentuk uraian
Dalam bentuk pembuatan soal – soal uraian agar dikatakan memadai sebagai alat penilai hasil belajar hendaknya memperhatikan hal – hal berikut ini :
1) Segi isi yang diukur
Dari segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, seperti pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya.
2) Segi bahasa
Penggunaan bahasa yang baik dan benar memjadikan makna yang terkandung dalam rumusan pertanyan mudah diketahui.
3) Segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang ertanyaan terhadap materi yang sama, sekalipun abilitasnya berbeda.
4) Segi jawaban
Setipa pertanyaan yang diajukan hendaknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokonya.
2.1.3 Pemeriksaan, Skoring, Penilaian tes uraian
Dalam memeriksa dalam memeriksa soal jawaban uraian memang tidak semudah memeriksa tes objektif, sekalipun tidak ada kunci jawaban. Setiap jawaban soal uraian harus dibaca secara keseleruhan, sebelum diberi skor, sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Untuk memeriksa jawaban soal uraian dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :
1) Diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor
2) Periksa nomor demi nomor untuk semua siswa, kemudian diberi skor
Dari kedua cara diatas, cara kedua akan memakan waktu lama, akan tetapi lebih objektif sebab jawaban setiap nomor untuk setiap siswa dapat diketahui dan dibandingkan.
Untuk memberikan skoring bisa digunakan dalam berbagai bentuk, misalnya 1-4 atau 1-10, dan yang paling umum digunakan adalah 1-4 dan 1-10. Dengan demikian dalam memberikan nilai guru tidak memberikan skor angka nol terhadap jawaban yang salah. Selain skoring sebaiknya guru juga memberikan sistem bobot terhadap jawaban untuk setiap nomor.
Dalam menilai kebenaran jawaban soal bentuk uraian perlu dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain :
a) Kebenaran isi sesuai dengan kaidah – kaidah materi yang ditanyakan
b) Sistematika atau uraian logis dari kerangka berpikirnya yang dulihat dari penyajian gagasan jawaban
c) Bahasa yang diberikan untuk mengekspresiakan buah pikirannya.
Sistem penilaian yang digunakan pada dasarnya sama dengan soal bentuk lain, yakni dapat menggunakan penilaian acuan norma dan atau penilaian acuan patokan. Pada tahap pertama, dengan maksud mendorong motivasi siswa terhadap penggunaan tes uraian dan membiasakan mereka dengan bentuk soal uraian, ada baiknya menggunakan penilaian acuan norma, yakni membandingkan posisi siswa dengan prestasi kelompoknya. Dengan ini dapat memberikan skor yang tinggi kepada siswa sekalipun jawabannya kurang memuaskan asalkan konsiste untuk semua siswa, tidak akan mempengaruhi posisi siswa dibandingkan dengan kelompoknya.
2. 2 Tes Objektif
Soal – soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Soal objektif inidikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan piihan ganda.
2. 2. 1 Bentuk soal jawaban singkat
Soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dinilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung. Contoh:
v Berapakah luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tinggi 6 cm ?
v Luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm adalah ?
Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran data yang sederhana.
Kebaikan bentuk soal jawaban singkat
Ø Menyusun soal relatif singkat
Ø Kecil kemungkinan siswa memberikan jawaban dengan cara menebak
Ø Menuntut siswa memberikan jawaban dengan singkat dan tepat
Ø Hasil penilaian cukup objektif
Kelemahan bentuk soal jawaban singkat
Ø Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
Ø Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak selama bentuk uraian
Ø Menyulitkan pemeriksaan bila jawaban membingungkan pemeriksa
Kaidah dan contoh penulisan soal
Ø Jangan mengambil atau menggunakan pernyataan yang lansung di ambil dari buku
Ø Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu kemungkinan jawaban yang dapat diterima. Contoh:
Kurang baik : Abraham Lincoln dilahirkan pada...
Baik : Abraham Lincoln dilahirkan pada tahun...
2. 2. 2 Bentuk soal benar – salah
Bentuk soal benar salah adalh bentuk tes yang soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan benar dan sebagian lagi salah. Pada umunya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip. Contoh:
v B - S : Danau Toba di Sumatera Utara dari segi pembentukanya merupaka danau tektonik
v B - S : Berat satu liter air adalah 100 gram
Kebaikan bentuk soal Benar – Salah
Ø Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan objektif
Ø Soal dapat disusun dengan mudah
Kelemahan bentuk soal
Ø Kemungkinan menebak jawaban soal dengan benar adalah 50 %
Ø Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi karena hanya menuntut daya ingat dan pengenalan kembali
Ø Banyak maslah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan
Kaidah penulisan soal
Ø Hindarkan pernyataan yang emgandung kata kadang – kadang, selalu, umumnya, sering sekali, tidak ada, tidak pernah dan sejenisnya.
Ø Hindarkan pemgambilan kalimat langsung dari buku pelajaran
Ø Hindarkan suatu pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang masi bisa diperdebatkan kebenarannya.
Ø Hindarkan penggunaan pernyataan negatif ganda. Contoh:
Padi tidak tumbuh ditempat yang tidak beriklim panas
Ø Usahakan agar kalimat untuk setiap soal tidak terlalu panjang
Ø Susunlah pernyataan – pernyataan benar salah secara acak
2. 2. 3 Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk soal yang paling sederhana jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya. Contoh:
Kelompok A kelompok B
Kekurangan vit. C penyakit beri – beri
Kekurangan vit. A pertumbuhan badan lambat
Kekurangan vit. D sariawan
Kebaikan bentuk soal menjodohkan
Ø Penilaian dapat dilakukan dengan cepat dan objektif
Ø Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan bagaimana mengidentifikasi antara dua hal yang berhubungan
Ø Dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang lebih laus
Kelemahan bentuk soal menjodohkan
Ø Hanya dapat mengukur hal – hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
Ø Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal – hal yang berhubungan
Kaidah penulisan soal
Ø Hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama sehingga persoalan yang ditanyakan bersifat homogen
Ø Usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti
Ø Jumlah jawaban hendaknya lebih banyak dari jumlah soal
Ø Gunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban
Ø Susunlah soal menjodohkan dalam satu halaman yang sama
2. 2. 4 Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
Stem : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalah yang ditanyakan. Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban Kunci : jawaban yang benar Distractor : jawaban lain selain kunci Contoh :
Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa – Bangsa berkedudukan di kota...
a. Jenewa
b. Den Haag
c. London
d. New York
Kebaikan soal pilihan ganda
Ø Materi yang diaujukan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan
Ø Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan menggunakan kunci jawaban
Ø Jawaban untuk setiap pertanyaan sudak pasti benar atau salah, sehingga penilaian bersifat objektif
Kelemahan soal pilihan ganda
Ø Kemungkinan untuk melakukan jawaban masih cukup besar
Ø Proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Ø Pokok soal (stem) yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas
Ø Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya pernyataan yang diperlukan saja
Ø Untuk setiap soal hanya satu jawaban yang benar atau paling benar
Ø Pada pokok soal (stem) sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif
Ø Alternatif jawaban (option) harus logis dan pengecoh harus berfungsi
Ø Usahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar
Ø Usahakan untuk tidak menggunakan option yang berbunyi “semua jawaban diatas salah” atau sebaliknya
Ø Usahakan agar option homogen baik dari segi isi maupun dari segi struktur kalimat
Ø Apabila option berbentuk angka, susunlah secara berurutan dari angka terkecil sampai angka terbesar atau sebaliknya
2. 2.5 Pemeriksaan dan Skoring Tes Objektif
Pemriksaan tes Objektif lebih mudah dilakukan daripada tes uraian, sehingga bisa dilakukan lebih cepat. Dengan menggunakan kunci jawaban yang dibuat oleh guru dalam plastik bening atau kertas yang dibolongi, kemudian diletakan diatas lembar jawaban. Kesalahan para siswa dapat dengan mudah dihitung.
Pemberian skor terhadap jawaban yang benar dalam tes objektif, khusunya untuk jenis benar – salah dan pilihan berganda, menggunakan aturan sebagai berikut:
Sk adalah skor yang diperoleh
B adalah jawaban yang benar
S adalah jawaban yang salah
O adalah kemungkinan jawaban atau option
Untuk jenis benar salah kemungkinan jawaban atau option hanya dua, yakni benar atau salah, sehingga rumusnya bisa disederhanakan menjadi:
Sk = B – S
Sedangkan dalam melengkapi dan menjodohkan hanya dihitung jawaban yang benar. Dengan demikian rumusnya adalah:
Sk = B
Setiap jawaban yang benar bisa dinilai atau diberi skor satu atau lebih, bergantung pada keinginan guru, namun pada umumnya diberikan satu