Halaman

Minggu, 15 November 2009

1.1 Pengertian Batuan Sedimen

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir).

2.2 Tektur Batuan Sedimen
Sebagian besar batuan sedimen dibedakan dari batuan lain karena tersusun oleh butiran hasil rombakan batuan lain yang lebih tua, butiran-butirannya mempunyai kontak tangensial yang membentuk lubang-lubang bila dilihat dalam rangkaian tiga dimensi.
1. Tekstur Klastik
Untuk mendiskripsikan tekstur klastik kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan tingkat keseragaman partikel serta bentuk.
a. Ukuran dan tingkat keseragaman partikel
Ukuran butir sedimen merupakan faktor penting dalam penamaan batuan sedimen, klasifikasi yang digunakan biasanya adalah klasifikasi Wentworth. Tingkat keseragaman butir atau sortasi merupakan tingklat kopentensi dan efisiensi media pengangkutnya, di bedakan menjadi :
ØVery well sorted
ØWell sorted
ØModerately sorted
ØVery poorly sorted
b. Bentuk
Dalam mendiskripsikan bentuk partikel, dua sifat harus dibedakan yaitu Spericity dan Roundness.
Sphericity adalah pendekatan setiap individu partikel ke bentuk bola, sepenuhnya tergantung pada bentuk asli partikel, sedanglan abrasi merupakan faktor minor. Istilah deskriptif paling bagus dipakai untuk partikel pasir atau yang lebih kasar berdasarkan diameter maximum, minimum dan intermedit. Ada empat bentuk dasar yang dipakai yaitu equant, tabular, prolate, dan bladed.
Roundness adalah suatu ukuran adanya abrasi yang menyebabkan proses pembundaran pada sudut-sudut atau ujung-ujung fragmen. Istilah kualitas yang dipakai yaitu angular, subangular,subrounded, rounded, dan well rounded.

2. Tekstur Non Klastik

Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen Klastik.
Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat membedakannya dengan batuan sedimen klastik.
Mengutip dari bukunya pa Suhartono >> (Suhartono, 1996 : 56-57)
terdapat bermacam-macam Struktur
Batuan Sedimen Non Klastik
a. Fossilliferous
b. Oolitik
c. Pisolitik
d. Konkresi
e. Bioherm
f. Cone in cone
g. Biostrom
h. Septaria
i. Geode
j. Styolit

Klo ada pengertian musti ada contoh batuan
Contoh Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batu Gamping Terumbu


proses pembentukan Batu Gamping Terumbu berasal dari penggumpalan plankton, moluska, algae, yang kemudian membentuk terumbu. Jadi, Batu Gamping Terumbu berasal dari organisme.

Tekstur non klastik terutama dihasilkan oleh presipitasi kimiawi dan aktifitas organisme. Contoh-contoh batuannya adalah :
Ø Evaporit yaitu batuan hasil penguapan garam batu, anhidrit, gips, garam kali dan lain-lain.
Ø Sedimen organik, sisa-sisa dari zat-zat hidup misal gambut
Ø Sedimen silika misal nodul dan konkresi

2.3 Struktur Batuan Sedimen

Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :

1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.

2. Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring

3. Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.

Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan denga sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi. Dengan melihat cara transfor sedimen dapat dilihat melalui:

1.Transfor Sedimen pada Pantai Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
a Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.

b Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.
c Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.

2. Transfor Sedimen Sepanjang Pantai

Transfor sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.

Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono, 1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :
a. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.

b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.

c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau

3. Sedimentasi Pada Muara Sungai

Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang tergantung pada faktor domonan yang mempengaruhi. Yaitu didominasi faktor gelombang, debit sungai atau pasang surut. Pada kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja secra simultan, walaupun salah satunya akan terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana gelombang lebih dominan biasanya akan mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat transfor sedimen sepanjang pantai yang dibawanya masuk ke alur sungai.

2.4. Kegunaan Batuan dan Mineral

Bumi dibungkus dengan lapisan luar berbentuk batuan keras yang disebut kerak bumi. Batuan yang membentuk kerak ini terdiri dari 3 jenis yaitu :

a) Batuan beku

b) Batuan sedimen

c) Batuan malihan atau metamorf

Batuan terbentuk dari kombinasi dari satu atau lebih mineral, biasanya terdiri dari unsur seperti oksigen, karbon dan besi. Ada sekitar 3000 mineral yang berbeda yang dapat ditemukan di bumi. Dengan demikian batuan dan mineral tidaklah asing bagi kita semua, sebab keduanya ada disekitar kita dipakai sebagai bahan bangunan bahkan dibuat sebagai perhiasan. Keping silikon di dalam komputer dan banyak perkakas rumah tangga dibuat dari mineral silika. Di bawah ini terlihat gambar beberapa batuan dan mineral yang paling banyak terdapat di bumi ini.

Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Batuan yang agak keras atau tahan seperti granitdan batu sabak, merupakan bahan bangunan yang baik, maka batuan ini dipakai untuk bangunan. Pualam, suatu batuan keras, mengkilat dan berpola-pola, penggunannya bermaca-macam, baik untuk bangunan maupun hiasan. Batu gamping dan tanah liat merupakan bahan baku pembuatan semen.

Mineral adalah unsur an organik pembentuk batu-batuan. Ada berbagai jenis mineral, pembedanya berdasarkan kilap, kekerasan, warna, warna gores, ira (belahan), pecahan, dan berat jenisnya. Sebagian besar batuan mengandung dua atau tiga mineral, tetapi beberapa hanya mengandung beberapa macam saja.

zama dan sifat kelompok batuan ditentukan oleh kandungan dan proposi mineralnya. Karena setiap kelompok mineral berkaitan dengan jenis khusus batuan, maka sifat ini sangat memudahkan ahli geologi dalam mengenali batuan.

2.5 Jenis-jenis Batuan Sedimen

1.Breksi1.

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. Konglomerat

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.

3. Sandstone

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

  • Quartz Sandstone

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

  • Arkose

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

  • Graywacke


Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

4. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

5. limestone

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

  • Calcarenite


Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit.

  • Calcilutite

Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.

  • Gamping Terumbu


Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal

6. Saltstone

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

7. Gipsum

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. Coal

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.

Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

4 komentar:

  1. bagus koq..
    membantu saya mengerjakan laporan geologi rekayasa..
    ^^

    BalasHapus
  2. terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus
  3. mantap bos artikelnya dan salam sukses

    BalasHapus
  4. makasih gan infonya dan salam sukses

    BalasHapus

makasih dah mau komen