Halaman

Minggu, 15 November 2009

linguistik

1. Fonologi

Istilah fonologi kata terambil dari kata bahasa Latan, yang terdiri atas fon=bunyi dan logos=lime. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang digunakan oleh manusia, yang dipelajari dalam Fonologi kita sebut dengan istilah fone, Misalnya saja fonem [l] dengan [r]. Jika kedua fonem tersebut berdiri sendiri, pastilah kita tidak akan menangkap makna atau istalah, Akan tetapi lain halnya jika kedua fonem tersebut kita gabungkan dengan fonem lainnya seperti [m], [a], dan [h], maka fonem [l] dan [r] bisa membentuk makna /marah/ dan /malah/. Bagi orang Jepang kata marah dan malah mungkin mereka anggap sama karena dalam bahasa mereka tidak ada fonem [l].

Sekarang coba Anda perhatikan bunyi gebrakan tangan di atas meja. Apakah bunyi tersebut termasuk ke dalam kategori fonem? jika Anda menjawab Iya, Anda harus membaca kembali kalimat sebelumnya. Tapi, jika jawaban Anda Bukan….Selamat! Anda telah berhasil memahami tentang fonem. Bunyi gebrakan tangan di atas meja mungkin bisa memiliki makna atau pun membedakan makna, tapi apakah bunyi tersebut termasuk ke dalam bunyi bahasa?

2. Fonetik

Fonetik “phonetics” adalah ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsi untuk membedakan makna. Fonetik akustis melukiskan bagaimana bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara yang kemudian berwujud gelombang-gelombang bunyi melewati udara sampai ke telinga pendengar. Dalam kaitan ini dihubungkan alat-alat elektronik untuk membantu menelitinya. Tanpa bantuan alat-alat elektronik itu pendekatan ini tidak dapat dilaksanakan, dan karna itu tidak diperhatikan orang.

Fonetik auditoris melukiskan bunyi-bunyi bahasa yang diterima oleh alat dengar orang yang diajak bicara. Pendekatan ini memperhatikan pengaruh bunyi terhadap syarap pendengar. Karena proses perolehan bunyi melewati syarap pendengar sulit dianalisis,maka pendekatan ini pun tidak diperhatikan orang. Sehubungan dengan fonetik organis ini,kita wajib mengetahui alat bicara yang berfungsi ketika memformasikan bunyi-bunyi bahasa dan bunyi-bunyi bahasa apa saja yang dihasilkan.

3. Fonem dan Persoalannya

Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna atau bunyi.Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.

Setiap bahasa mempunyai seperangkat atau sejumlah ponem, tetapi Bloomfield (1962:21) mengatakan, bahwa fonem itu berjumlah antara 15-75 buah. Misalnya,dalam bahasa Belanda terdapat 40 fonem (Uhlenbeck;1982:24),dalam bahasa Gorontalo terdapat 10 vokai dan 22 konsonan (Pateda;1999:15), sedangkan dalam bahasa Inggris hanya konsonan saja sudah berjamblan 24 buah (Gleason;1961:275). Maka kita bias bedakan antara vokal dan konsonan itu,hanya terletak pada ada tidaknya halangan ketika bunyi-bunyi itu difonasikan. Kalau bunyi itu mendapat halangan ketika difonasikan,maka fonem tersebut disebut konsonan misalnya/b,d,g,h,k,i/,sedangkan kalau bunyi itu keluarsecara leluasa ketika difonasikan,maka bunyi tersebut disebut vocal misalnya/a,I,u/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasih dah mau komen