Tujuan:
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra Quickbird
- Mahasiswa dapat mendelineasi hasil interpretasi citra Quickbird secara teliti
- Mahasiswa dapat membuat peta hasil interpretasi citra Quickbird
Alat dan Bahan:
- Citra satelit Quickbird Kota Selatan Kota Gorontalo
- Plastik transparan
- Spidol OHP
- Penggaris, gunting, alkohol, kapas
Dasar Teori:
QUICKBIRD
Satelit Quick Bird merupakan salah satu satelit yang mengorbit bumi secara polar. Satelit ini diluncurkan untuk keperluan penginderaan jauh sumber daya alam. Citra Satelit Quick Bird ini milik Amerika Serikat dengan ukuran piksel 0,61 meter, dapat dimanfaatkan untuk keperluan perancangan wilayah, seperti perencanaan prasarana fisik (jaringan jalan, drainase, pipa, listrik, dll) di daerah perkotaan maupun perdesaan. Metode yang digunakan adalah mengkomparasikan antara ketelitian citra terhadap standar ketelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Pekerjaan Umum (PU) berdasar skala peta. Kesimpulan yang dapat disajikan antara lain: a) berdasar pada sampel yang diambil ternyata hampir semuanya (89,74%), berada terjadi di luar standar ketelitian geometriransi, sehingga citra satelit ini hanya dapat dimanfaatkan sebagai media perancangan prasarana wilayah secara terbatas, b) ketajaman citra dari sampel yang diambil pada umumnya lebih dari 90%, sehingga citra ini sangat baik untuk digunakan sebagai media interpretasi penginderaan jauh. Dengan demikian Citra Satelit Quick Bird ini dapat dimanfaatkan untuk perancangan prasarana wilayah pada tingkat penjajagan atau preliminary design, misal rencana jaringan listrik tegangan tinggi, jalan raya, perpipaan, drainase dan sebaginya.
Quickbird adalah salah satu satelit beresolusi spasial yang tinggi dan dapat diakses oleh publik. Kita dapat membeli/pesan citra ini untuk lokasi dimanapun di muka bumi, tetapi tidak termasuk lokasi yang telah dikecualikan oleh perjanjian antara pemerintah suatu negara dengan provider data utama Quickbird. Biasanya lokasi-lokasi yang dikecualikan adalah lokasi-lokasi rahasia/sangat penting seperti lokasi militer tertentu atau instalasi nuclear plant. Diluncurkan pada 18 Oktober 2001 dari Vandenburg Air Force Base di California, Quickbird dapat merekam 75 juta km persegi permukaan bumi per tahun.
Keunggulan QUICKBIRD adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61 cm. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan, sebuah jaringan jalan dapat didentifikasi sebagai poligon dua sisi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pemesanan data sangat mudah dilakukan, tidak serumit pembuatan foto udara yang mengharuskan adanya security clearance (ijin dari pihak keamanan), ijin jalur terbang, sewa hanggar, sewa pesawat dll.
Jenis data dari quickbird:
- panchromatic: terdiri dari citra dengan warna hitam dan putih dengan resolusi 0.6 - 0.7 m.
- multipsectral: terdiri dari citra berwarna dengan band 1, 2, 3 (visible) dan 4 (infrared), dengan resolusi 2.4 m.
- bundle: terdiri dari citra panchromatic dan multispectral, pada area yang sama, dengan membeli citra dalam bentuk bundle, anda harus melakukan pan-sharpen sendiri untuk mendapatkan citra dengan resolusi tinggi.
- natural color/ infrared color: itu merupakan produk dari qb yang sudah di pansharpen dan dibuat kombinasi warna, jadi resolusinya pun sudah 0.6 m.
- pan sharpen (4 band): produk ini terdiri dari 4 band, sama dengan multispectral, namun sudah dilakukan pansharpen dengan panchromaticnya, sehingga resolusinya pun sudah 0.6m.
Keterangan ringkas yang biasanya selalu diperlukan mengenai data citra Quickbird adalah:
Spesifikasi | ||
Imaging Mode | Panchromatic | Multispectral |
Spatial Resolution | 0.61 meter GSD at Nadir | 2.4 meter GSD at Nadir |
Spectral Range | 445-900 nm | 450-520 nm (blue) 520-600 nm (green) 630-690 nm (red) 760–900 nm (near IR) |
Swath Width | 16.4 km at nadir | |
Off-Nadir Imaging | 0-30 degrees off-nadir Higher angles selectively available | |
Dynamic Range | 11-bits per pixel | |
Revisit Time | Approximately 3.5 days (depends on Latitude) | |
Orbital Altitude | 450 km | |
Nodal Crossing | 10:30 am | |
Expected end of life | 2010 |
GSD = Ground Sample Distance.
Mengapa Memilih QUICKBIRD ?
Selama lebih dari satu dekade, para praktisi di bidang survei dan pemetaan hanya memiliki sedikit pilihan jika ingin memanfaatkan data satelit. Produk-produk yang lazim dipakai adalah data LANDSAT, SPOT, dan NOAA. Dalam batas-batas tertentu, ketiga jenis data satelit tersebut memang memadai. Data NOAA ideal untuk mengkaji kondisi iklim dan cuaca yang mencakup areal yang luas misalnya satu negara, data LANDSAT sering dipakai untuk mengkaji penutupan lahan dalam satu propinsi atau bahkan satu pulau, sedangkan data SPOT dapat lebih detail lagi yakni satu kabupaten dengan skala 1:25.000.
Permasalahan muncul ketika user menginginkan data detail, selengkap foto udara (data yang direkam menggunakan wahana pesawat terbang dan bukannya satelit), mudah serta cepat diperoleh, dan tentu saja murah.
Kemunculan QUICKBIRD memberi harapan baru bagi praktisi di bidang Perencanaan Wilayah/Perkotaan, Pertambangan, Pertanian, Perkebunan, Transportasi, Advertising, Utilitas, Telekomunikasi, Broadcasting, dan semua pihak yang membutuhkan data akurat dan detail. Keunggulan QUICKBIRD adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61 cm. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan, sebuah jaringan jalan dapat didentifikasi sebagai poligon dua sisi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pemesanan data sangat mudah dilakukan, tidak serumit pembuatan foto udara yang mengharuskan adanya security clearance (ijin dari pihak keamanan), ijin jalur terbang, sewa hanggar, sewa pesawat dll.
Siapa yang Perlu Memanfaatkan QUICKBIRD ?
PERTANIAN
Resolusi 61 cm sangat ideal untuk melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga per individu tanaman. Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan tanaman, kandungan air. Secara time series, QUICKBIRD dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, banyaknya tanah yang hilang, laju penanaman, pemilihan tananaman yang siap panen, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit dll.
PERTAMBANGAN
QUICKBIRD biasa digunakan untuk memetakan kondisi penutupan lahan pertambangan yang akan dibuka. Dengan dibuatnya peta penutupan lahan yang paling mutakhir dapat disusun suatu perencanaan pembuatan jaringan jalan, pemasangan jaringan pipa, site plan, mengidentifikasi peruntukan lahan di sekitar areal konsesi, dll. Jika data peta ini dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis, maka dengan mudah dapat dihitung berapa luas dari masing-masing kelas penutupan lahan, berapa biaya yang harus dikeluarkan seandainya dilakukan pembebasan lahan, berapa panjang pipa yang dibutuhkan, dll.
KEHUTANAN
Resolusi yang tinggi memungkinkan pengusaha HPH melakukan inventarisasi luas lahan, menghitung potensi kubik kayu, menentukan jalur transportasi kayu, mengidentifikasi batas-batas kawasan, mengevaluasi laju kerusakan areal, membuat site plan. Untuk perusahaan HTI, data QUICKBIRD ideal digunakan untuk melakukan kompartemenisasi, yakni membagi areal usaha kedalam blok, petak dan anak petak, memetakan lokasi cekungan air sebagai cadangan mengendalikan bahaya kebakaran, menentukan lokasi camp, lokasi menara pengawas api, lokasi persemaian, dll
Secara time series, QUICKBIRD dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, banyaknya tanah yang hilang, laju penanaman, pemilihan tananaman yang siap panen, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit, menghitung kehilangan tanaman akibat kebakaran hutan dll.
PERENCANAAN WILAYAH DAN PERKOTAAN
Sejak kemunculannya yang pertama kali di Indonesia, QUICKBIRD langsung mendapat respon positif dari berbagai institusi pemerintah. Didorong pula oleh pemberian otonomi yang lebih luas kepada PEMDA, maka QUICKBIRD telah dimanfaatkan untuk menyusun peta penggunaan lahan yang paling up to date. Beberapa wilayah yang telah dipetakan menggunakan QUICKBIRD diantaranya, DKI Jakarta, Surabaya, Sidoharjo, Bandung kawasan Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur), Yogyakarta, Bontang, dll. Institusi yang paling sering memanfaatkan data QUICKBIRD diantaaranya Badan Pertanahan Nasional, Bappedda Provinsi maupun Bappedda Kabupaten/Kota, Dinas Tata Kota, Dinas Kehutanan, Dinas Kimpraswil, Dinas Pajak, lembaga pendidikan dll.
Kajian yang dapat dilakukan menggunakan QUICKBIRD diantaranya, perencanaan tata ruang, identifikasi kawasan kumuh, pembuatan site plan, identifikasi wajib pajak, inventarisasi pelanggan (telepon, air bersih, listrik, gas), monitoring perubahan penggunaan lahan, identifikasi kawasan banjir, dll.
bagaimana kalau dimanfaatkan untuk pemetaan lahan terbangun untuk sebuah desa?
BalasHapus